Selasa, 09 Februari 2010

Sekilas Pemilu Raya (PEMIRA) BEM dan DEMA 2009 di UNS


Surat kabar harian JogloSemar,
Sabtu, 14/11/2009 11:00 WIB

Golput Warnai Pemilu Presiden BEM UNS
SOLO (Joglosemar): Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) akhirnya menempatkan Bery Nur Arif sebagai Presiden BEM UNS periode 2010-2011. Namun demikian, pemilihan presiden BEM kali ini diwarnai aksi golput. Dari total 12.000 mahasiswa di UNS, hanya 20 persennya saja yang menggunakan hak pilihnya.
Rena, salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian UNS kepada Joglosemar, Jumat (13/11) mengungkapkan, Ia tidak memilih pada Pemilu Presiden BEM UNS karena Ia tidak mengenal calon. Ia juga meragukan Persiden BEM terpilih mampu membawa perubahan kebijakan kampus. “Aku rasa, kok siapa pun yang terpilih tidak akan memberikan kontribusi besar, tapi kita liat saja nanti. Apa Presiden BEM terpilih bisa membawa perubahan berarti,” katanya. (ina)

Bergulirnya tahun ajaran baru, pemerintahan dalam kubu mahasiswa pun juga baru. Pemilu sebagai ajang pemilihan wakil mahasiswa. Sejauh mana persiapannya dan akankah berjalan sukses? Ataukah sikap apatis terhadap politik mahasiswa FKIP akan tetap bertahan seperti tahun-tahun sebelumnya?
Bulan November depan akan diselenggarakan pesta demokrasi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNS) yang dikenal dengan nama Pemilu Raya (Pemira). Direncanakan, Pemira akan berlangsung pada minggu ketiga atau keempat bersamaan dengan Pemira tingkat Universitas. ”PEMIRA FKIP dilaksanakan pada bulan November depan. Insyaallah minggu ketiga atau keempat yang waktunya sama dengan PEMIRA Univ,” jelas Catur selaku ketua umum Dewan Mahasiswa (DEMA) FKIP. Seperti yang dijelaskannya bahwa dalam pelaksanaannya nanti tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, hanya saja dalam teknis pemilihannya mengikuti teknis pemilu nasional, yaitu dengan mencontreng. ”Pelaksanaannya tak jauh beda dengan tahun kemarin, hanya saja dalam pemilihan nanti ditetapkan dengan cara mencontreng,” ungkap Catur.
Demi suksesnya Pemira, pihak DEMA telah mempersiapkan sejak awal Agustus dengan hasil yaitu pengesahan UU Pemira, pendaftaran anggota KPU, dan pendaftaran berdirinya partai. ”Kami telah tiga minggu persiapan dengan hasil, yaitu UU, membuka pendaftaran KPU, dan menerima laporan berdirinya partai,” ungkap Catur. Anggota KPU yang sesuai undang-undang berjumlah dua belas orang dari mahasiswa FKIP di luar DEMA dan BEM yang akan mengikuti test dan dilantik pada minggu awal September. Untuk partai yang telah berdiri ada tiga, yaitu Partai Orbit Bercahaya, Partai Academia, dan Partai Banteng Revolusi. ”Untuk KPU insyaallah minggu depan akan fitt and propertise dan selanjutnya dilantik. Untuk partai sudah ada tiga yang melapor, yaitu POB, PA, PBR,” jelas Catur.
Persiapan di FKIP adalah persiapan yang paling awal dibandingkan dengan fakultas-fakultas lain di UNS. Banyak hal yang menjadi latar belakang kenapa DEMA mempersiapkan lebih awal diantaranya, yaitu untuk audiensi Undang-undang Pemilu mengingat jumlah mahasiswa FKIP yang terbanyak dan untuk mengantisipasi berbagai kekurangan yang mungkin terjadi. ”Persiapan FKIP lebih awal dibanding fakultas lain. Ini dilakukan untuk berjaga-jaga apabila ada keadaan yang tidak diinginkan dan untuk audensi UU mengingat banyaknya jumlah mahasiswa FKIP,” jelas Catur.
Menilik hasil PEMIRA tahun kemarin yang mencatat jumlah golput yang cukup banyak, pemira tahun ini dapat berjalan lancar. ”Dari persiapan yang lebih awal diharapkan angka golput dapat ditekan, pemira dapat berjalan lancar sesuai Undang-undang sebagai pedoman dan dapat memberikan sebuah wacana dan pendidikan politik bagi mahasiswa FKIP”. Harapan yang dilontarkan oleh ketua umum DEMA. Namun, melihat sikap apatis sebagian besar mahasiswa FKIP terhadap politik untuk Pemira tahun ini dimungkinkan jumlah golput akan tetap tinggi seperti yang diungkapkan oleh Yadi, salah satu anggota UKM Brahmahardika, ”Angka golput di pemira akan tetap tinggi karena banyak mahasiswa FKIP yang apatis terhadap politik.” Kritikan juga diutarakan berkaitan dengan mungkinnya pelaksanaan yang tidak sesuai dengan undang-undang. ”Bagaimana kita tahu pemira berjalan sesuai dengan undang-undang atau tidak kalau kita tidak tahu seperti apa UU tersebut,” tegasnya. Ini akan menjadi tantangan bagi DEMA dalam audiensi sosialisasi UU pemilu bagi seluruh mahasiswa FKIP sehingga persiapan lebih awalpun belum menjamin kesuksesan berjalannya pemira.
Djoko_
Radikal Advokatif Edukatif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri saran, kritik, atau info sekalipun